22 August 2015

Touring Gn. Bunder - Bakti Sosial


Setelah istirahat sebentar di Situ Kemang, perjalanan dilanjutkan kembali melewati jalur perkebunan kelapa sawit milik PTPN. Meskipun tidak terlalu jauh, tapi melintasi jalur kelapa sawit itu membuat suasana seperti di Sumatera :)

Sampai di pasar Ciampea terjadi kemacetan cukup parah. Pak Miing yang ternyata kecilnya pernah tinggal di daerah ini langsung memberi komando untuk mengambil jalan memutar. Kami ikut saja dan memang jaraknya jadih lebih 2x lipat, yang penting lancar.


Eh, selepas dari daerah Ciampea, ternyata kedua tetua tidak ada dalam rombongan, yaitu Pak Djoko dan Pak Lestari. Jadi rombongan berhenti sebentar, foto-foto, duduk-duduk dan beberapa orang mengambil kesempatan untuk merokok. Beberapa orang mencoba menyusuri jalur sebelumnya siapa tahu mereka tertinggal atau kesasar.

Hampir setengah jam kami menunggu sampai akhirnya panitia berhasil menelpon Pak Djoko. Rupanya dia tidak tertinggal, malah sebaliknya, sudah ada jauh di depan. Entah dia melaju terlalu cepat atau mengambil jalan pintas, yang jelas saat itu dia sudah mendahului. Langsung kami berangkat setelah sebelumnya meminta Pak Djoko untuk menunggu.


Salah satu peserta sedang mengisi angin di tengah jalan, pas sudah memasuki lereng pegunungan. Pak Indra berkelakar "padahal saya lagi pengen buang angin nih, eh malah ada yang ngisi angin" :)


Memasuki kawasan objek wisata Gunung Salak Endah ini katanya tiap orang (sudah termasuk motor) dikenakan biaya 15 ribu. Jadi kalau ada 24 motor, minimal kami harus membayar 360 ribu. Tapi pihak panitia sudah berkoordinasi dengan salah satu tetua di Gunung Bunder dan ketika dia menyebut nama yang bersangkutan, kami cukup membayar 100 ribu. Lumayan.


Sebelum sampai di tempat tujuan akhir yaitu Curug Pangeran, kami singgah sebentar di salah satu mushala di Gunung Bunder untuk memberikan sumbangan kepada anak-anak yatim yang ada di daerah itu. Sebelumnya panitia sudah berkoordinasi dengan pengurus setempat, dan mereka berhasil mengumpulkan anak-anak yatim yang ada di dua RW. Memang dalam acara touring ini, selain sumbangan untuk kegiatan ada juga donasi sukarela untuk bakti sosial ini.


Tidak semua anak-anak yatim yang masuk dalam daftar bisa datang untuk menerima sumbangan ala kadarnya. Sebagian besar masih sekolah, beberapa diwakili oleh orangtuanya. Jika ada yang tidak hadir dan tanpa wakil, sumbangan dititipkan ke ketua RW setempat untuk diserahkan. Selain amplop berisi uang, kami juga memesan nasi bungkus untuk dibagikan ke mereka. Semoga semua itu bisa bermanfaat meskipun jumlahnya sedikit.


Nampang dulu sebelum lanjut ke tujuan akhir yang jaraknya masih kurang lebih 3 km. Oh ya, kalau dihitung kasar, dari Situ Kemang ke tempat ini memakan waktu 2 jam. Harusnya bisa lebih cepat kalau saja tidak kena macet dan mengambil jalan memutar, serta tidak perlu "menunggu" pak Djoko yang ternyata sudah mendahului :)

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...