Akhirnya ... sampai juga di Pulau Ayer. Waktu tiba, angin bertiup cukup kencang sehingga di dalam kapal rasanya tergoncang-goncang cukup merepotkan. Tadinya semula kru kapal sengaja menggoyang-goyang kapal, iseng amat. Ternyata memang angin cukup kencang dari arah barat.
Saat kami datang, sudah ada beberapa pengunjung yang bermain speadboat yang disediakan di sana dengan tarif kurang lebih 300 ribu per jam.
Hal pertama yang dilakukan, dan seterusnya juga selama di pulau ini sih, adalah bernarsis ria. Gak yang muda, gak yang tua.
... dan mertuaku adalah yang paling getol berfoto ria dengan gayanya yang khas sesuai jamannya :)
Foto bareng .... sayangnya background terlalu cerah sehingga orangnya jadi tampak gelap.
Ini tempat welcome drink, dapat minuman jus jeruk gratis ketika tiba di lokasi ini. Paket yang kami ambil juga termasuk makan siang. Pulau ini sepertinya mengambil tema Papua. Hiasan-hiasan, bentuk rumah serta nama-nama tempat dikaitkan dengan Papua dan kebudayaannya.
Ada cukup banyak arena permainan anak di tempat ini di lapangan yang penuh dengan pasir putih yang lembut.
Ternyata bapak mertuaku sengaja membawa keker dari rumah. Niat bener.
Bersantai dulu di tepi pantai, menikmati angin dan ketenangan pantai, sambil memandang kota Jakarta yang terlihat samar-samar di kejauhan.
Di pulau yang tidak tidak terlalu luas ini, ada cottage di atas air dan ada juga yang di daratan. Air di pantai bagian ini tampak sangat jernih sehingga dasarnya terlihat.
Beginilah rumah-rumah di daratan, yang sepertinya mengadopsi bentuk rumah di salah satu suku Papua. Jadi kepikiran, kalau punya rumah kayaknya asik juga kalau punya teras panggung seperti itu.
Ini pantai di sisi timur, di sini tidak terlalu berangin karena waktu itu angin berhembus dari arah barat. Dari jauh tampak kapal-kapal yang lebih besar.
Di pantai sebelah timur ini juga banyak pohon kelapa, jadi berasa banget suasana pantainya hehehe...
... akibat masa kecil yang bahagia, ... jadinya ingin mengulanginya ....
Pantai di sisi selatan dengan deretan cottage di atas air... tenang dan indah.
... begini keadaan restoran yang ada di anjungan tepi pantai... Angin yang bertiup sangat kencang membuat pengunjung lebih memilih makan di dalam ruangan.
Sayang sekali angin bertiup sangat kencang sehingga kami tidak sempat menikmati permainan air yang disediakan. Awalnya aku ingin nyobain sepeda air, yang harganya terjangkau. Tapi karena angin dirasa terlalu kencang dan membuat ombak dianggap berbahaya, maka permainan air ditutup, termasuk speedboat yang ada pas kami pertama datang.
Sebenarnya menurutku pantai di sini cukup bersih dan enak buat mandi dan berenang, jauh lebih bersih dibanding air di pantai Ancol. Sayangnya aku ragu-ragu apakah boleh berenang di pantai atau gak. Waktu aku lihat ada pengunjung yang cuek berenang di pantai dengan ombak yang besar itu, aku sedikit iri.
... giliranku narsis ... tapi memang tempat ini nyaman buat meditasi, tenang. Cuma aku gak bisa tahan lama di situ, masuk angin coy!
... memandang kapal-kapal nelayan yang berlalu lalang di sekitar pulau ini...
Jam 4 sore kami pulang ke Jakarta. Kondisi angin masih tetap kencang, dan air laut tampak lebih tinggi dibanding waktu kami pertama datang. Andai saja biaya ke sini lebih murah dan ada jaringan internet yang lebih baik, kayaknya enak kalau sering-sering istirahat ke sini, sejenak melarikan diri dari kota Jakarta yang bising dan sumpek.
Recommended place!
No comments:
Post a Comment