Ternyata ada ruang terbuka seperti ini di Terminal 1 Bandara Sukarno Hatta (CGK). Biasanya bepergian saat hari gelap, jadi kurang perhatian dengan taman di sekitar bandara yang katanya membuat bandara ini unik. Tapi tetap saja kepikiran, siapa juga yang bakal nongkrong di situ, wong gak ada akses ke situ.
Seorang penumpang tanpak cuek dengan gayanya - kancing atas terbuka, kacamata ditaruh di belakang kepala, sambil bermain smartphone. Sepertinya sih orang Korea atau Jepang. Penerbangan kali ini mengalami delay selama setengah jam, yang membuat beberapa penumpang mengeluh. Untung saja aku gak buru-buru, memang niatnya santai buat liburan.
Baru nyadar juga kalau di belakang gudang kargo itu (mungkin juga di luar kawasan bandara), ada masjid yang kubahnya berwarna-warni, mirip kubah gereja-gereja di Rusia.
Perjalanan ke Jogja kali ini sengaja aku naik pesawat saja, biar gak kecapekan. Karena kebagian tempat duduk di belakang, aku dipersilahkan jalan kaki dan masuk lewat pintu belakang. Sedikit berpanas-panas ria.
Sampai juga di bandara Adi Sucipto Jogjakarta, setelah perjalanan di udara yang menurutku cuma sekitar 30 menit, setelah sebelumnya sempat delay sejenak. Bandara yang masih tampak hijau dan lega dengan latar belakang pegunungan selatan yang lebih nyaman dipandang.
Sayang sekali pas tidak ada pertunjukan gamelan di sini, padahal lumayan buat relaksasi setelah pegal menunggu akibat penundaan penerbangan tadi.
No comments:
Post a Comment