27 December 2008

Prambanan Temple After Earthquake

Terakhir kali aku mengunjungi candi Prambanan, kalau gak salah adalah waktu SMP atau SMA, itupun hanya di pelatarannya, tidak benar-benar mencoba menikmati.
Makanya, mumpung ada kesempatan, meski cuma sebentar, aku sempatkan mampir ke candi Hindu terbesar di Jawa ini.



Maskot candi prambanan, dengan busana Jawa lengkap dengan blangkonnya, bersanding bersama Sinterklas dan Badut. Perpaduan yang cukup aneh menurutku :D

Sinterklas dimunculkan karena bertepatan dengan perayaan Natal di bulan Desember, dan kalau diamati, hampir seluruh petugas mengenakan atribut terkait dengan Natal (seperti topi merah yang dikenakan penjual tiket). Bukannya mau protes, cuma menurutku kok agak dipaksakan dan gak pas. Di mal, gak masalah kalau kostum pegawainya menyesuaikan dengan hari raya tertentu. Tapi di tempat wisata yang punya ciri khas (dalam hal ini Candi Hindu di tanah Jawa), harusnya karakter asli tempat itu jangan dihilangkan. Bagaimana kalau sinterklas-nya pakai blangkon dengan batik bernuansa natal? Hehehehe ...



Salah satu candi (aku lupa nama candinya) masih dalam tahap renovasi setelah kompleks candi ini ikut rusak karena gempa Jogja 2006 lalu. Renovasi candi ini telah berlangsung cukup lama, dan sudah hampir selesai, dengan suntikan dana dari bantuan asing juga.



Ah, sayang sekali, pas mau lihat-lihat candi, kok hujan turun. Akhirnya kami ngeloyor langsung ke pintu keluar di sebelah utara, bersama para pengunjung lainnya. Batal deh melihat-lihat candi lebih dekat.



Ini pemandangan candi Prambanan dari sisi utara. Ternyata di sebelah utara candi ada lapangan cukup luas. Secara keseluruhan, kompleks candi ini tertata dan terawat cukup rapi, dengan beberapa taman pendukung, malah ada hewan rusa juga di sisi sebelah timur, mirip yang ada di lapangan Monas.



Nah, ini juga baru kuketahui, ada angkutan berbentuk kereta yang bisa dimanfaatkan untuk mengelilingi kompleks candi, dari candi Prambanan sampai Candi Sewu di sebelah utara. Ongkosnya 10.000 per orang, dapat sebotol air mineral. Mumpung hujan gak jadi turun, aku nyobain ikutan, lagipula gak terlalu ramai, jadi gak perlu antri.



Kereta keliling itu berhenti sejenak di candi Sewu, sekitar 5 menit untuk memberi kesempatan pengunjung berfoto ria di kompleks seribu candi itu. Candi Sewu ini terkait erat dengan legenda Bandung Bondowoso, yang atas permintaan Rara Jongrang mencoba membuat seribu candi dalam satu malam.

1 comment:

Mamanya Bagas Satya Malikyansa said...

om, yang ini langitnya bagusssssss,,,,

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...