12 March 2022

Keisengan Bapak-Bapak Kompleks

Minggu pagi, iseng keluar rumah karena ada bapak-bapak tetangga yang ngumpul di tembok pinggir sungai. Ada pak Aman, pak Giri dan pak Adhi sedang mencoba memotong batang pohon yang tumbang tapi masih ada bagian yang menonjol di jalan. Tak lama muncul juga pak Reza.

Ya sudah, aku ikutan nimbrung saja, sekalian ngobrol dan sekedar nongkrong. Masalah yang muncul adalah tidak ada alat yang tepat untuk memotong dahan itu. Misalnya parang atau golok yang tajam atau gergaji yang besar, jadinya mencoba pakai alat seadanya. Pak Giri sempat ambil gergaji triplek, tapi tetap gagal karena bentuk batangnya gak rata.

Melihatku ada di luar rumah, anak-anak langsung tertarik untuk ikutan main. Mereka santai saja bermain bareng bapak-bapak, terutama dengan pak Reza.

Akhirnya dicoba untuk membakar batang itu. Sempat bingung bakarnya pakai apa, karena gak ada yang punya minyak tanah. Mencoba pakai kertas dan daun kering, tapi gak maksimal. Susah juga membuat batang pohon cemara ini terbakar karena selain sudah tua jadi keras, juga kondisinya basah. Sampai-sampai pak Reza pergi naik motor buat beli minyak tanah, El dan Fe ikutan. Kocaknya, minyak tanah ditaruh bukan di plastik atau botol polos, tapi di botol bekas softdrink. Lha itu kalau gak tahu kan bisa gak sengaja diminum hehehe.

Beberapa anak kecil ikutan nimbrung karena ada bakar-bakaran, dan mereka naik ke atas pagar itu.

El yang melihat anak-anak lain naik ke atas tembok jadi penasaran dan ingin mencoba. Dibantu pak Aman, dia bisa naik, tapi masih takut-takutan, dan akhirnya hanya duduk saja. Sementara Fe masih belum berani, jadi ngelihatin kakaknya saja.

 

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...