02 December 2020

Pengamen Manusia Perak


 Seorang pengamen yang dikenal dengan istilah "manusia perak" karena mengecat tubuhnya dengan warna perak, sedang beraksi di lampu merah Tegal Rotan. Keberadaan mereka sering dianggap sebagai gangguan, dan seringkali satpol PP melakukan razia terhadap mereka.

Apakah pengamen adalah seniman? Ini bisa jadi perdebatan. Bagi sebagian orang, seniman panggung itu juga pengamen, bedanya dapat bayaran yang pasti. Sedang pengamen jalanan, bayaran gak jelas. Bedanya, seniman yang berpentas di panggung, kebanyakan punya kualitas yang teruji. Kalau kualitasnya jelek, sapa yang mau bayar? Sementara pengamen, sebagian besar kualitasnya ala kadarnya, jadi orang yang "membayar" lebih banyak karena terpaksa, atau kasian. Kalau ada pengamen yang kualitas seninya bagus, terbukti banyak orang yang rela dan senang hati memberi saweran.

Perlu kreativitas, dan mungkin juga dukungan dari pemerintah daerah, agar para pengamen berkualitas bisa menampilkan seni yang pantas dihargai, tidak hanya meminta belas kasihan, apalagi memaksa dan mengganggu.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...