22 December 2018

Tidak Sabar Menunggu Kereta


El tanpak gelisah setiap kali ada kereta api yang lewat, dan berhenti di St. Gambir. Dia sudah sangat tidak sabar ingin naik kereta, sehingga setiap ada kereta berhenti ingin dimasuki. Dari posisi berdiri, duduk, ngesot hingga guling-guling saking ingin segera masuk kereta, dikasih tahu tidak mau mengerti juga.


Meski sudah memasuki masa liburan, tapi tidak terlalu tampak kepadatan di St. Gambir, seperti yang terlihat di ruang tunggu paling atas ini. Meski demikian, tiket kereta sudah terjual ludes. Bahkan saat masih menunggu di loby, aku sempat ketemu Rouf, teman SMA yang akan pergi ke Jogja dengan kereta yang sama dengan kereta yang aku pakai ke Kediri - yang jelas harganya lebih mahal ketimbang tiket kereta Jakarta - Jogja. Sayangnya aku gak sempat ngobrol banyak dengan temanku itu, padahal sudah cukup lama tidak bertemu. Aku di gerbong 8, sementara dia ada di gerbong 3. Agak sulit buatku bepergian karena harus mengawasi dua bocah.


Ini pertama kali bagi Fe untuk bepergian dengan kereta api - terutama bepergian dari jarak jauh. Aku sempat kuatir kalau dia bakal seperti El dulu ... tidak mau diem, pengennya diajak jalan-jalan terus, apalagi mengingat Fe juga sudah bisa merangkak. Untunglah justru sepanjang jalan Fe tampak sangat anteng, nyaman saja dipangku istriku sepanjang perjalanan.


Sementara El? Masih tidak bisa duduk diam di bangkunya. Meskipun tidak separah dua perjalanan sebelumnya, tapi El tetap ingin mondar-mandir jalan-jalan sepanjang gerbong, ingin bermain dengan anak-anak kecil yang ada di gerbong yang sama.Masalahnya,El punya kecenderungan "mengambil" mainan dari teman-temannya itu, yang tidak semuanya rela memberinya pinjaman. Sempat dia meminjam mobil mainan, dan terpaksa aku ambil paksa karena pemiliknya menangis :D

Ada satu insiden lumayan memalukan saat El bermain sendiri di bangku kereta. Aku sengaja tidak mengawasinya terlalu ketat, karena paham kemampuan dan kegemerannya, jadi aku awasi saja dari bangku sebelah. Pas dia berdiri di bangku, mungkin karena ada gerakan kereta yang berguncang mendadak, tahu-tahu El terjengkang ke belakang, jatuh di lantai kereta. Penumpang lain terkejut, mungkin was-was. Aku tenang saja, bergegas menggendongnya dan meletakkannya di pangkuanku sambil mengusap-usap kepalanya. El sempat menangis sebentar, tapi segera dia melupakan kejadian itu, dan kembali bermain seperti sebelumnya. Kapok? Tentu tidak.

Sebelum kereta sampai di Jogja, kedua bocah itu sudah tidur.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...