I just try to capture an ordinary life --- moments, things, places, peoples, etc. --- with a simple skill
I believe that we can find many interesting things in life, even in a very simple thing.
02 January 2019
Catatan Akhir Tahun 2018 - Liburan Penuh Kebersamaan
Liburan tahun ini mungkin menjadi liburan paling tidak menyenangkan sejak kami menikah. Aku menyebutnya sebagai liburan penuh kebersamaan, -- di mana semua anggota keluarga terkena sakit flu. Berawal dari kecapekan, terus kena virus flu (batuk, pilek, meriang) membuat kami semua terkapar. Sejak sampai di Kediri aku sudah merasa kurang enak badan dan ingin lebih banyak istirahat. Tapi karena El dan Fe masih tampak sehat dan bermain gembira, aku sedikit mengabaikannya.
Tapi ketika El mulai menunjukkan gejala yang lebih parah - batuk pilek dan beberapa kali muntah, aku juga tidak bisa mengabaikan kondisiku. Beberapa hari El tiduran saja karena lemas - menolak untuk makan dan minum susu. Meskipun dia merengek minta minum susu, tapi susunya sama sekali tidak diminum. Kondisi yang cukup menyedihkan, mengingat sebelumnya kalau El sakit tidak pernah sampai tampak begitu lemah. El sempat diperiksa di RS. Baptis Kediri, dan untunglah hanya didiagnosa sebagai flu, jadi tidak perlu rawat inap.
Kondisi Fe meskipun tidak parah tapi tetap saja tidak menyenangkan. Pilek dan batuk yang dia alami cukup mengganggu dan membuatnya sulit untuk tidur nyenyak. Akibatnya sepanjang malam sering terjaga, dan membuat kami juga ikut terjaga dan sulit istirahat secara maksimal.
Hampir selama 4 hari kepalaku sakit karena pilek dan meriang. Batuknya sendiri aku rasa belum terlalu mengganggu saat awal, lebih seperti batuk karena masuk angin. Tapi pileknya membuat kepala nyut-nyutan lumayan parah dan susah tidur. Baru setelah 2 hari berturut-turut aku hajar dengan parasetamol (Ultraflu), rasa pusing dan meriang mulai berkurang. Perjalanan pulang ke Jakarta bisa aku lalui tanpa nyeri di kepala, meski badan masih terasa masuk angin parah.
Istriku juga kena flu, begitu juga dengan Andre. Karena kelelahan, Eyang Kakung kambuh sakitnya dan harus dibawa ke RS. Jadi kami pulang ke Jakarta tidak diantar oleh Eyang Uti karena harus menunggu Eyang Kakung di rumah sakit.
Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, El tidak banyak bermain. Meskipun sesekali mengajak jalan-jalan di sepanjang gerbong, tapi dia lebih banyak tiduran di kursi. Untunglah kursi sebelah kosong sepanjang perjalanan, jadi dia bisa istirahat dengan cukup tenang sepanjang perjalanan - bahkan agak kesulitan memintanya bangun saat kereta sudah tiba di Jakarta. Sebaliknya dengan Fe, mungkin karena pilek yang mengganggu, lebih rewel saat pulang dibanding saat berangkat. Beberapa kali Fe menangis dalam perjalanan dan tidak mau diam, terpaksa istriku menggendongnya jalan-jalan di sepanjang gerbon dan juga di bordes.
Semoga tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya, liburan kita bisa lebih menyenangkan, dan lebih variatif.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Bintaro View From Gramedia Building
Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...
-
Patung khas suku Asmat (kalau gak salah) terlihat berdiri kokoh dari gerbang keberangkatan terminal 2D bandara Soekarno Hatta Cengkaren...
-
Sebuah gedung gereja megah terlihat dari Jalan Tanjung Duren Barat, merupakan gedung gereja HKBP Tomang Barat di Jalan Mangga Jakarta ...
-
Pagi ini perlu menjadi saksi dalam sidang perceraian kakakku di daerah Cibinong, dan biar hemat aku putuskan naik kereta api. Sebenarnya ...
No comments:
Post a Comment