I just try to capture an ordinary life --- moments, things, places, peoples, etc. --- with a simple skill
I believe that we can find many interesting things in life, even in a very simple thing.
25 June 2017
White-Headed Munia alias Emprit Kaji
Semula, burung-burung kecil seperti emprit atau pipit dan burung gereja itu sama-sama termasuk jenis sparrow. Ternyata dugaanku salah, untunglah ada kenalan senior yang memberikan koreksi lengkap terhadap postingan fotoku di Facebook. Emprit bukanlah sparrow, tapi termasuk kelompok munia. Ada beragam jenis munia atau emprit, dan kebetulan yang paling sering aku temui di sekitar kompleks adalah emprit kaji atau white-headed munia atau Lonchura Maja.
Bentuk tubuh serta warna bulunya sangat khas, berbeda dengan burung gereja yang cenderung coklat bermotif. Yang paling khas dari burung ini, sesuai namanya, adalah kepalanya berwarna putih, sementara bagian bawah leher berwarna coklat tua, tanpa banyak motif.
Kebetulan di kompleks ada beberapa kavling yang masih kosong, entah karena penghuninya tidak jelas, atau memang sengaja dibiarkan kosong oleh pemiliknya, karena dipakai untuk investasi. Karena jarang dirawat, rumput-rumput liar tumbuh sangat subur di lahan itu dan mengundang banyak burung untuk datang mencari makanan.
Selain padi, burung emprit ini juga memakan biji-bijian dari rumput liar seperti ini, yang selalu saja tumbuh hampir di beberapa sudut kompleks. Semakin rindang rerumputannya, semakin banyak burung yang datang.
Meskipun rumput-rumput liar itu termasuk mengganggu, selain terkesan tidak rapi juga adanya kekuatiran akan binatang-binatang berbahaya seperti ular, tapi kehadiran burung-burung ini menjadi hiburan tersendiri. Karena burung-burung ini tidak mengganggu warga secara langsung, bukan hama yang mencuri makanan atau merusak rumah/pekarangan/tanaman milik warga (kecuali mungkin kotoran burung yang jatuh di pekarangan atau atap mobil), warga tidak terlalu ambil pusing. Bagiku, yang suka melihat burung bebas di alam, ini adalah keindahan yang menyenangkan untuk dinikmati.
Suaranya memang tidak istimewa, tapi tetap indah. Warnanya juga tidak terlalu rupawan dan istimewa, tapi tetap saja pantas untuk dinikmati. Adanya burung-burung liar ini, termasuk burung gereja dan beberapa burung lain (yang aku belum tahu apa jenisnya), membuatku tidak merasa tinggal di kota dan bisa sedikit mengobati rasa rindu kampung halaman.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Bintaro View From Gramedia Building
Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...
-
Patung khas suku Asmat (kalau gak salah) terlihat berdiri kokoh dari gerbang keberangkatan terminal 2D bandara Soekarno Hatta Cengkaren...
-
Sebuah gedung gereja megah terlihat dari Jalan Tanjung Duren Barat, merupakan gedung gereja HKBP Tomang Barat di Jalan Mangga Jakarta ...
-
Pagi ini perlu menjadi saksi dalam sidang perceraian kakakku di daerah Cibinong, dan biar hemat aku putuskan naik kereta api. Sebenarnya ...
No comments:
Post a Comment